pertemuan kami berawal ketika kita sudah masuk MAN 3 Kediri, pada hari itu yang saya lupa tanggal dan bulanya tapi masih teringat jelas tempat pertemuan kita. dia adalah seorang pemalu, pendiam dan penyendiri. di teras masjid sebelah tempat wudlu pertama kali kita bertemu.
"hai" #sapa ku dengan gaya sok kenal dari atas asrama.
ya, dulu asrama lah tempat tinggalku saat menjadi pelajar di MAN tersebut.
tanpa berkata apapun dia diam dan menundukkan kepalnya seperti kelihatan takut saat kusapa. bahkan dia mundur kebelakang sampai tak kelihatan karena pandanganku tetutup oleh plafon teras masjid.
dengan rasa penasaran siapakah si gendut pemalu tadi, ak berfikir apakah ada yang salah dengan caraku menyapanya, ah, entahlah. #dan ak pergi berpaling darinya.
karena penasaran akhirnya ak berjalan ke ruang ta'mir, tempanya di bawah asrama. disitu ak tanyakan pada Amir, salah satu takmir masjid dari angkatan kami. amir adalah pemilik suara terbagus yang pernah kukenal dengan lantunan adzanya.
siapa tadi si gendut mir? #tanyaku
oh, rofiq cup. dia juga baru di jadikan takmir #jawabnya
hahah, gendut, pendiam, pemalu yang ada dalam fikirku pada saat itu dan aku tertwakan.
setelah beberapa hari akhirnya dia muncul lagi dan menetap di ta'mir. dan pada saat itu pula ak mendengar suara lantunan adzan yang dengan nada kemalu-maluan. karena seringnya bertemu di asrama kahirnya kami pun jadi lebih akrab, dan ak lebih tau siapa sosok gendut dan pemalu itu. begitu banyak cerita persahabatan kita 3 tahun di MAN 3, dia adalah sesosok yang baik, sabar dan perhatian terhadap temanya.
setelah sekian lama, lebih dari 5 tahun kita tidak bertemu selelah lulus dari MAN 3 tercinta, namun kita tetap ada komunikasi. sebenarnya bukan kita, tapi dia, dia yang duluan selalu menghubungi ak, dia juga tak lupa menanyakan kabarku. walaupun tak pernah ak balas, tapi dia tidak pernah lupa menanyakan kabarku, mungkin saat ak sudah lupa denganya karena disibukan kampus dan kegiatan berguna dan kegiatan yang tak bermanfaatpun dia masih sempat menanyakan kabarku.
pada saat itulah ak mulai terdiam, mengingat ingat cerita lama. benar, ak mulai merindukanya, dialah sesosok sahabat yang tak pernah lupa akan sahabatnya, dialah sesosok sahabat gendut pemalu yang pernah ak kenal. ak pun merindukanya, dia begitu mensyukuri hidupnya, dialah yang mengajarkan ak akan menikmati hidup. saat semuanya tidur di kasur dialah yang mengalah untuk tidur di lantai yang kadang hanya beralaskan tikar. dia adalah sesosok yang kuat, ak membanggakanmu teman. engkau inspirasi hidupku.
"hai" #sapa ku dengan gaya sok kenal dari atas asrama.
ya, dulu asrama lah tempat tinggalku saat menjadi pelajar di MAN tersebut.
tanpa berkata apapun dia diam dan menundukkan kepalnya seperti kelihatan takut saat kusapa. bahkan dia mundur kebelakang sampai tak kelihatan karena pandanganku tetutup oleh plafon teras masjid.
dengan rasa penasaran siapakah si gendut pemalu tadi, ak berfikir apakah ada yang salah dengan caraku menyapanya, ah, entahlah. #dan ak pergi berpaling darinya.
karena penasaran akhirnya ak berjalan ke ruang ta'mir, tempanya di bawah asrama. disitu ak tanyakan pada Amir, salah satu takmir masjid dari angkatan kami. amir adalah pemilik suara terbagus yang pernah kukenal dengan lantunan adzanya.
siapa tadi si gendut mir? #tanyaku
oh, rofiq cup. dia juga baru di jadikan takmir #jawabnya
hahah, gendut, pendiam, pemalu yang ada dalam fikirku pada saat itu dan aku tertwakan.
setelah beberapa hari akhirnya dia muncul lagi dan menetap di ta'mir. dan pada saat itu pula ak mendengar suara lantunan adzan yang dengan nada kemalu-maluan. karena seringnya bertemu di asrama kahirnya kami pun jadi lebih akrab, dan ak lebih tau siapa sosok gendut dan pemalu itu. begitu banyak cerita persahabatan kita 3 tahun di MAN 3, dia adalah sesosok yang baik, sabar dan perhatian terhadap temanya.
setelah sekian lama, lebih dari 5 tahun kita tidak bertemu selelah lulus dari MAN 3 tercinta, namun kita tetap ada komunikasi. sebenarnya bukan kita, tapi dia, dia yang duluan selalu menghubungi ak, dia juga tak lupa menanyakan kabarku. walaupun tak pernah ak balas, tapi dia tidak pernah lupa menanyakan kabarku, mungkin saat ak sudah lupa denganya karena disibukan kampus dan kegiatan berguna dan kegiatan yang tak bermanfaatpun dia masih sempat menanyakan kabarku.
pada saat itulah ak mulai terdiam, mengingat ingat cerita lama. benar, ak mulai merindukanya, dialah sesosok sahabat yang tak pernah lupa akan sahabatnya, dialah sesosok sahabat gendut pemalu yang pernah ak kenal. ak pun merindukanya, dia begitu mensyukuri hidupnya, dialah yang mengajarkan ak akan menikmati hidup. saat semuanya tidur di kasur dialah yang mengalah untuk tidur di lantai yang kadang hanya beralaskan tikar. dia adalah sesosok yang kuat, ak membanggakanmu teman. engkau inspirasi hidupku.
"maafkan ak sahabatku, ak merindukanmu sahabatku #Rofiq. "
Komentar
Posting Komentar
mohon beri komentar.
trimakasih